Wednesday, February 24, 2010

::- Ampuniku Ya Allah -::


Terlantar dalam kekusutan umpama tiada harapan
Terlalu banyak kesilapan terlanjur kulakukan
Ku tahu aku selalu terleka
Ku tahu ku tak sempurna lima
Timbul rasa insaf
Tersedar dari godaan dunia

Daku mahu kembali ke jalan yang sebenar
Tekad sedaya upaya agar dikau sudi terima

Tinggalkan segala yang sudah
Ku di dalam gelisah
Ku mendoakan... Kau ampuni segala dosa
Hatiku tidak akan berubah
Dengan yakin ku bersumpah
Aku bersujud agar Kau ampuni diriku
Ampuniku

Inginku mengubahkan cara menjadi insan lebih setia
Merintih dengan air mata menyerah jiwa raga
Apabila sudah tiba masanya nyawaku tiada di dunia
Ambillahku dekat pada-Mu
Itu saja pintaku

Walau tak mungkin mampu penuhi harapan-Mu
Namun daku merayukan pengampunan dari-Mu Tuhan

Aku hanyalah manusia biasa
Yang terkandas di perjalanan
Ingin pulang ke pangkuan....

.:: ANNAEM ::.
- jakartabarat-

Monday, February 22, 2010

::- kesalahan dalam Solat, ape die eh..? -::

.:: Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang ::.


"Sesungguhnya yang petama kali akan dihisab atas seorang hamba pada hari kiamat adalah perkara shalat. Jika Shalatnya baik, maka baikpula seluruh amalan ibadah lainnya, kemudian semua amalannya akan dihitung atas hal itu."

(HR. An Nasa'I : 463)

Banyak orang yang lalai dalam shalat, tanpa sengaja melakukan kesalahan-kesalahan yang tidak diketahuinya, yang mungkin bisa mengubah amalan shalatnya tidak sempurna.
kami akan paparkan kesalahan yang sering terjadi dalam shalat.

1. Menunda–nunda Shalat dari waktu yang telah ditetapkan

Hal ini merupakan pelanggaran berdasarkan firman Allah عزوجل ,
,
"Sesungguhnya shalat suatu kewajiban yang telah ditetapkan waktunya bagi orang-orang beriman".(QS. An-Nisa : 103)


2. Tidak shalat berjamaah di masjid bagi laki-laki

Rasullah صلى الله عليه وسلم bersabda,
"Barang siapa yang mendengar panggilan (azan) kemudian tidak menjawabnya (dengan mendatangi shalat berjamaah), kecuali uzur yang dibenarkan". (HR. Ibnu Majah Shahih) Dalam hadits bukhari dan Muslim disebutkan. "Lalu aku bangkit (setelah shalat dimulai) dan pergi menuju orang-orang yang tidak menghadiri shalat berjamaah, kemudian aku akan membakar rumah-rumah mereka hingga rata dengan tanah."

3. Tidak tuma'minah dalam shalat
Makna tuma'minah adalah, seseorang yang melakukan shalat, diam (tenang) dalam ruku'.i'tidal,sujud dan duduk diantara dua sujud. Dia harus ada pada posisi tersebut, di mana setiap ruas-ruas tulang ditempatkan pada tempatnya yang sesuai. Tidak boleh terburu-buru di antara dua gerakan dalam shalat, sampai dia selesai tuma'ninah dalam posisi tertentu sesuai waktunya. Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda kepada seseorang yang tergesa-gesa dalam shalatnya tanpa memperlihatkan tuma'minah dengan benar,
"Ulangi shalatmu, sebab kamu belum melakukan shalat."

4. Tidak khusyu' dalam shalat, dan melakukan gerakan-gerakan yang berlebihan di dalamnya.

Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda,
"Sesungguhnya, seseorang beranjak setelah mengerjakan shalatnya dan tidak ditetapkan pahala untuknya kecuali hanya sepersepuluh untuk shalatnya, sepersembilan, seperlapan, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga atau setengah darinya. "(HR. Abu Dawud, Shahih) mereka tidak mendapat pahala shalatnya dengan sempurna disebabkan tidak adanya kekhusyu'an dalam hati atau melakukan gerakan-gerakan yang melalaikan dalam shalat.

5. Sengaja mendahului gerakan imam atau tidak mengikuti gerakan-gerakannya.

Perbuatan ini dapat membatalkan shalat atau rakaat-rakaat. Merupakan suatu kewajiban bagi mukmin untuk mengikuti imam secara keseluruhan tanpa mendahuluinya atau melambat-lambatkan sesudahnya pada setiap rakaat shalat. Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda,
"Sesungguhnya dijadikan imam itu untuk diikuti keseluruhannya. Jika ia bertakbir maka bertakbirlah, dan jangan bertakbir sampai imam bertakbir, dan jika dia ruku' maka ruku'lah dan jangan ruku' sampai imam ruku' ". (HR. Bukhari)

6. Berdiri untuk melengkapi rakaat yang tertinggal sebelum imam menyelesaikan tasyahud akhir dengan mengucap salam ke kiri dan kekanan

Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda,
"Jangan mendahuluiku dalam ruku', sujud dan jangan pergi dari shalat (Al-Insiraf)". Para ulama berpedapat bahwa Al-Insiraf, ada pada tasyahud akhir. Seseorang yang mendahului imam harus tetap pada tempatnya sampai imam menyelesaikan shalatnya (sempurna salamnya). Baru setelah itu dia berdiri dan melengkapi rakaat yang tertinggal.

7. Melafazkan niat.

Tidak ada keterangan dari nabi صلى الله عليه وسلم maupun dari para sahabat bahwa mereka pernah melafazkan niat shalat. Ibnul Qayyim rmh menyatakan dalam
Zadul-Ma'ad "Ketika Nabi صلى الله عليه وسلم berdiri untuk shalat beliau mengucapkan "Allahu Akbar", dan tidak berkata apapun selain itu. Beliau صلى الله عليه وسلم juga tidak melafalkan niatnya dengan keras.

8. Membaca Al-Qur'an dalam ruku' atau selama sujud.

Hal ini dilarang, berdasarkan sebuah riwayat dari Ibnu Abbas رضي الله عنه, bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda,
"saya telah dilarang untuk membaca Al-Qur'an selama ruku' atau dalam sujud." (HR. Muslim)

9. Memandang keatas selama shalat atau melihat ke kiri dan ke kanan tanpa alasan tertentu.
Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda,
"Cegahlah orang-orang itu untuk mengangkat pandangan ke atas atau biarkan pandangan mereka tidak kembali lagi". (HR. Muslim)
Maksudnya "pandangan mereka tidak kembali lagi" mata itu diperdayakan oleh syaitan. Syaitan dah berjanji 'aku akan kacau mereka sekalian sekali' dari Uzt Azhar Idrus maksud dari kata-kata ini syaitan mereka akan sentiasa menggoda manusia dari lahir hingga nyawa mereka ditarik termasuk sebelum, semasa, dan selepas shalat.

10. Melihat ke sekeliling tanpa ada keperluan apapun.
Diriwayatkan dari Aisyah رضي الله عنها, bahwa ia berkata, "Aku berkata kepada Rasulallah صلى الله عليه وسلم tentang melihat ke sekeliling dalam shalat Beliau صلى الله عليه وسلم menjawab,
"Itu adalah curian yang sengaja dibisikan syaitan pada umat dalam shalatnya". (HR. Bukhari)

11. Seorang wanita yang tidak menutupi kepala dan kakinya dalam shalat.
Sabda Rasulallah صلى الله عليه وسلم,
"Allah tidak menerima shalat wanita yang sudah mencapai usia-haid, kecuali jika dia memakai jilbab (khimar)".(HR. Ahmad)

12. Berjalan di depan orang yang shalat baik orang yang dilewati di hadapanya itu sebagai imam, maupun sedang shalat sendirian dan melangka (melewati) di antara orang selama khutbah shalat Jumaat.
Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda,
"Jika orang yang melintas didepan orang yang sedang shalat mengetahui betapa beratnya dosa baginya melakukan hal itu, maka akan lebih baik baginya untuk menunggu dalam hitungan 40 tahun dari pada berjalan didepan orang shalat itu". (HR. Bukhari dan Muslim). Adapun lewat diantara shaf orang yang sedang shalat berjamaah, maka hal itu diperbolehkan menurut jumhur bedasarkan hadits Ibnu Abbas رضي الله عنه : "Saya datang dengan naik keledai, sedang saya pada waktu itu mendekati baligh. Rasulallah صلى الله عليه وسلم sedang shalat bersama orang –orang Mina menghadap kedinding. Maka saya lewat didepan sebagian shaf, lalu turun dan saya biarkan keledai saya, maka saya masuk kedalam shaf dan tidak ada seorangpun yang mengingkari perbuatan saya". (HR. Al-Jamaah). Ibnu Abdil Barr berkata, "Hadits Ibnu Abbas ini menjadi pengkhususan dari hadits Abu Sa'id yang berbunyi "Jika salah seorang dari kalian shalat, jangan biarkan seseorangpun lewat didepannya". (Fathul Bari: 1/572)

13. Tidak mengikuti imam (pada posisi yang sama) ketika datang terlambat baik ketika imam sedang duduk atau sujud.
Sikap yang dibenarkan bagi seseorang yang memasuki masjid adalah segera mengikuti imam pada posisi bagaimanapun, baik dia sedang sujud atau yang lainnya.

14. Seseorang bermain dengan pakaian atau jam atau yang lainnya.
Hal ini mengurangi kekhusyu'an. Rasulallah صلى الله عليه وسلم melarang mengusap krikil selama shalat, kerana dapat merosak kekhusyu'an, Beliau صلى الله عليه وسلم bersabda,
"Jika salah seorang dari kalian sedang shalat, cegahlah ia untuk tidak menghapus krikil sehingga ampunan datang padanya".(Hadits Shahih Riwayat Ahmad)

15. Menutup mata tanpa alasan
Hal ini makruh sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, "Menutup mata buka dari sunnah rasul صلى الله عليه وسلم". Yang terbaik adalah, jika membuka mata tidak merusak kekhusyu'an shalat, maka lebih baik melakukannya. Namun jika hiasan, ornament atau sebagainya disekitar orang yang shalat atau antara dirinya dengan kiblat mengganggu konsentrasinya, maka diperbolehkan menutup mata kerana mendapatkan khusyu' adalah perkara yang diperintahkan. Namun demikian pernyataan untuk melakukan hal itu dianjurkan
(mustahab) pada kasus ini. Wallahu A'lam.

16. Makan atau minum atau tertawa.
"Para ulama berkesimpulan orang yang shalat dilarang makan dan minum. Juga ada kesepakatan diantara mereka bahwa jika seseorang melakukannya dengan sengaja maka ia harus mengulang shalatnya.

17. Mengeraskan suara hingga mengganggu orang-orang di sekitarnya.
Ibnu Taimuiyah menyatakan, "Siapapun yang membaca Al-Qur'an dan orang lain sedang shalat sunnah, maka tidak dibenarkan baginya untuk membacanya dengan suara keras kerana akan mengganggu mereka. Sebab, Nabi صلى الله عليه وسلم pernah meninggalkan sahabat-sahabatnya ketika merika shalat asar dan Beliau صلى الله عليه وسلم bersabda,
"Hai manusia setiap kalian mencari pertolongan dari Robb kalian. Namun demikian, jangan berlebihan satu sama lain dengan bacaan kalian".

18. Menyela di antara orang yang sedang shalat.
Perbuatan ini terlarang, kerana akan mengganggu. Orang yang hendak menunaikan shalat hendaknya shalat pada tempat yang ada. Namun jika ia melihat celah yang memungkinkan baginya untuk melintas dan tidak mengganggu, maka hal ini di perbolehkan. Larangan ini lebih ditekankan pada jama'ah shalat Jum'at, hal ini betul-betul dilarang. Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda tentang merka yang melintasi batas shalat,
"Duduklah! Kamu mengganggu dan terlambat datang".

19. Tidak meluruskan shaf.
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda,
"Luruskan shafmu, sesungguhnya meluruskan shaf adalah bagian dari mendirikan shalat yang benar" (HR. Bukhari dan Muslim).

20. Mengangkat kaki dalam sujud.
Hal ini bertentangan dengan yang diperintahkan sebagaimana diriwayatkan dalam dua hadits shahih dari Ibnu Abbas رضي الله عنه, "Nabi صلى الله عليه وسلم
telah memerintah bersujud dengan tujuh anggota tubuh dan tidak mengangkat rambut atau dahi (termasuk hidung), dua telapak tangan, dua lutut, dan dua telapak kaki." Jadi seseorang yang shalat (dalam sujud), harus dengan dua telapak kaki menyentuk lantai dan menggerakan jari-jari kaki menghadap kiblat. Tiap bagian kaki harus menyentuh lantai. Jika diangkat salah satu dari kakinya, sujudnya tidak benar. Sepanjang dia lakukan itu dalam sujud.

21. Meletakkan tangan kiri dia atas tangan kanan dan memposisikannya di leher.
Hal ini berlawanan dengan sunnah karena Nabi صلى الله عليه وسلم meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri dan meletakkan keduanya di dada beliau. Ini hadits hasan dari beberapa sumber yang lemah di dalamya. Tapi dalam hubungannya saling menguatkan di antara satu dengan lainnya.

22. Tidak berhati-hati untuk melakukan sujud dengan tujuh angota tubuh(seperti dengan hidung, kedua telapak tangan, kedua lutuk dan jari-jari kedua telapak kaki).
Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda,
"Jika seorang hamba sujud, maka tujuh anggota tubuh harus ikut sujud bersamanya: wajah, kedua telapak tangan kedua lutut dan kedua kaki". (HR. Muslim)

23. Menyembunyikan persendian tulang dalam shalat.
Ini adala perbuatan yang tidak dibenarkan dalam shalat. Hal ini didasarkan pada sebuah hadits dengan sanad yang baik dari Shu'bah budak Ibnu Abbas yang berkata,
"Aku shalat di samping Ibnu Abbas dan aku menyembunyikan persedianku." Selesai shalat di berkata, "Sesungguhnya kamu kehilangan ibumu!, karena menyembunyikan persendian ketika kamu shalat!".

24. Membunyikan dan mepermainkan antar jari-jari (tasbik) selama dan sebelum shalat.
Rasulallah صلى الله عليه وسلم ,
"Jika salah seorang dari kalian wudhu dan pergi ke masjid untuk shalat, cegahlah dia memainkan tangannya karena (waktu itu) ia sudah termasuk waktu shalat." (HR. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi)

25. Menjadikan seseorang sebagai imam, padahal tidak pantas, dan ada orang lain yang lebih berhak.
Merupakan hal yang penting, bahwa seorang imam harus memiliki pemahaman tentang agama dan mampu membaca Al-Qur'an dengan benar. Sebagaimana sabda Nabi صلى الله عليه وسلم "
Imam bagi manusia adalah yang paling baik membaca Al-Qur'an" (HR. Muslim)

26. Wanita masuk ke masjid dengan mempercantik diri atau memakai harum-haruman.
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda,
"Jangan biarkan perempuan yang berbau harum menghadiri shalat isya bersama kita." (HR. Muslim)

27. Shalat dengan pakaian yang bergambar, apalagi gambar makhluk bernyawa.
Termasuk pakaian yang terdapat tulisan atau sesuatu yang dapat merosak konsentrasi orang yang shalat di belakangnya.

28. Shalat dengan sarung, gamis dan seluar [musbil] melebihi mata kaki).
Banyak hadits rasulallah صلى الله عليه وسلم yang meyebutkan larangan berbuat isbal diantaranya :
A. Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda :
sesungguhnya Allah tidak menerima shalat seseorang lelaki yang memakain sarung dengan cara musbil." (HR. Abu Dawud (1/172 no. 638)
B. Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda : Allah عزوجل tidak (akan) melihat shalat seseorang yang mengeluarkan sarungnya sampai ke bawah (musbil) dengan perasaan sombong." (Shahih Ibnu Khuzaimah 1/382)
C. Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda :
"Sarung yang melebihi kedua mata kaki, maka pelakunya di dalam neraka." (HR.Bukhari : 5887)

29. Shalat di atas pemakaman atau menghadapnya.
Rasulallah صلى الله عليه وسلم berabda,
"Jangan kalian menjadikan kuburan sebagai masjid. Kerana sesungguhnya aku telah melarang kalian melakukan hal itu." (HR. Muslim : 532)

30. Shalat tidak menghadap ke arah sutrah (pembatas).
Nabi صلى الله عليه وسلم melarang perbuatan tersebut seraya bersabda :
"Apabila salah seorang diantara kalian shalat menghadap sutrah, hendaklah ia mendekati sutahnya sehingga syaitan tidak dapat memutus shalatnya. (Shahih Al-Jami' : 650)
Inilah contoh perbuatan beliau صلى الله عليه وسلم "Apabila beliau صلى الله عليه وسلم shalat di tempat terbuka yang tidak ada seorangpun yang menutupinya, maka beliau mencampakkan tombak di depannya, lalu shalat menghadap tombak tersebut, sedang para sahabat bermakmum di belakangnya. Beliau صلى الله عليه وسلم tidak membiarkan ada sesuatu yang lewat di antara dirinya dan sutrah tersebut." Sifat Shalat Nabi صلى الله عليه وسلم, karya Al-Albani (hal : 55)

31. Jangan Lipat Lengan Baju Dalam Shalat dan Bermain dengan Rambut
Pakaian dalam shalat jangan dilipat lengan sunat dilepas kerana boleh menganggu khusyu' shalat seperti ketika sujud dan rambut panjang bagi lelaki atau perempuan jangan ikat dalam ketika dalam shalat kerana seluruh tubuh badan perlu turut sujud. Bagi lelaki pakailah kopiah atau songkok atau serban untuk elakkan dahi dari terhalang dengan tempat sujud. Dan bagi perempuan biarkan rambut bergerak dalam jilbab tapi jangan sampai terkeluar dan jangan diikat . Bagi lelaki juga diharuskan melipat seluar kaki (rujuk no 28 di atas) jika sekira itu labuh dari buku lali kaki agar lebih afdal kerana itu sunnah dari Nabi صلى الله عليه وسلم.



Dirangkum dari
1) Ceramah Uztaz Azhar Idrus - Perkara Makruh Dalam Solat

2) "40 Kesalahan Shalat oleh Syaikh Muhammad Jibrin & Al Qaulu Mubin fi Akhthail Mushallin, Syaikh Mansyhur Hasan Salman.
Dan Diterbitkan Oleh Al-Amin Publising

.:: ANNAEM ::.
-Jakarta Barat-

Saturday, February 20, 2010

::- Ikhtihar -::


.:: Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang::.


Apabila kuimbas kehidupanku daku sedar
Ia bagai satu roda berputar
Turun naiknya dibaca dan dijangka
Banyak muka telah kutemu datang dan pergi
Ada lebih lama ada sehari
Ada masih ada juga ada yang telah pergi

Kekasih menjadi orang asing
Teman karib buat kurungsing
Buat apa pening-pening
Kusakit hati denganmu
Tanpa semua ini kutahu aku saja yang mampu

Menentu hala tuju ku sendiri..
Membahagiakan diriku
Mewarnakan hidupku
Jangan sekali sangka
Hidupku akan merana
Hidupku akan sukar
Aku kan terus ikhtiar...!!!

Setinggi-tinggi bangunan megah cecah angkasa
Bisa runtuh dalam sekelip mata
Di mana saja boleh berlaku.... "apa saja"
Mungkinkah ini naluri manusia biasa
Mudah berjanji juga mudah lupa
Berdendam dan jatuh-menjatuh sesama kita

Musuh jadi teman sejati
Orang asing jadi kekasih
Buat apa bermuka-muka katakanlah saja
Di hatiku pasti ku saja yang ku perlu

Menentu hala tuju ku sendiri...
Membahagiakan diriku
Mewarnakan hidupku
Jangan sekali sangka
Hidupku akan merana
Hidupku akan sukar
Aku kan ikhtiar....!!!

Benarkah wujud teman sejati jika kita saling bermusuhan dan merendahkan satu sama lain...?
Benarkah ada cinta nan suci selain cinta kepada Yang Maha Esa..?
Jika ada buktikanlah...~

Buat apa pening-pening kusakit hati
Tanpa ini semua kutahu ku saja yang mampu
Buat apa bermuka katakanlah saja
Aku kan terus IKHTIHAR...!!!

Tuesday, February 16, 2010

::- Jika Tertewas Lagi -::

.::Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang::.


Kenapa...
kau termenung... bingung menyelubung...~
Hampa kecewa, di mana silapnya...~
Tak siapa mahu melihat kau berduka
Tak siapa mahu kau berputus asa
Mungkin belum masanya lagi
Oh bukakanlah.. hatimu untuk menerima
"Cabaran kehidupan..!!!!"

Jangan menuding jari
Terutama ke arah 'diri sendiri'
Telah diberi sepenuh hati
Namun nasib tak menyebelahi
Dan jangan rasa rendah diri
Kerana syukurlah bakat yang dikurniai
Dah jauh usaha bawa kau ke sini
Tak usah untuk dikesali

Moga ini pengalaman
Belajar dari kesilapan
Teruskan ke hadapan...!!!

Walau kau tertewas lagi
Tak bererti berakhir
Apa yang pernah diimpi
Takdir dah menjanji
Usaha kan diberkati
Gemilang akan menanti

Dah lumrah di dunia
Suara sumbang pasti akan kedengaran
Endahkan mudahnya berkata
Halamu bukan di tangan mereka
Tumpukan manakah kurangnya
Timbalah apa agar akan lebih sempurna
Atasi dengan fikiran wajar
Cabaran yang datang menduga

Dalam perjalanan hidup
Adakala kau tersungkur
Jangan biar ia berkubur

INGATLAH....!!

Keyakinan dan doa adalah kekunci mengatasi apa kelemahan diri
Pasti tiba nanti namamu bisa akan dijulang tinggi...


::ANNAEM::
-Jakarta Barat-

Sunday, February 7, 2010

::- kita dah berdoa tapi...? -:: Part 2

:: Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang::


Pada suatu hari Sayidina Ali Karamallaahu Wajhah, berkhutbah di hadapan kaum Muslimin. Ketika beliau hendak mengakhiri khutbahnya, tiba-tiba berdirilah seseorang ditengah-tengah jamaah sambil berkata, Ya Amirul Mu’minin, mengapa do’a kami tidak diijabah (tidak diperkenankan)? Padahal Allah berfirman dalam Al Qur’an, “Ud’uuni astajib-lakum” (berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu).

Sayidina Ali menjawab, Sesungguhnya hatimu telah berkhianat kepada Allah dengan lapan hal, yaitu :

· Engkau beriman kepada Allah, mengetahui Allah, tetapi tidak melaksanakan kewajibanmu kepada-Nya. Maka, tidak ada mamfaatnya keimananmu itu.

· Engkau mengatakan beriman kepada Rasul-Nya, tetapi engkau menentang sunnahnya dan mematikan syari’atnya. Maka, apalagi buah dari keimananmu itu?

· Engkau membaca Al Qur’an yang diturunkan melalui Rasul-Nya, tetapi tidak kau amalkan.

· Engkau berkata, “Sami’na wa aththa’na (Kami mendengar dan kami patuh), tetapi kau tentang ayat-ayatnya.

· Engkau menginginkan syurga, tetapi setiap waktu melakukan hal-hal yang dapat menjauhkanmu dari syurga. Maka, mana bukti keinginanmu itu?

· Setiap saat sengkau merasakan kenikmatan yang diberikan oleh Allah, tetapi tetap engkau tidak bersyukur kepada-Nya.

· Allah memerintahkanmu agar memusuhi syaitan lalu berkata, “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh bagi(mu) karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongan supaya mereka menjadi penghuni neraka yang nyala-nyala” (QS. Al Faathir [35] : 6). Tetapi kau musuhi syetan dan bersahabat dengannya.

· Engkau jadikan cacat atau keburukankan orang lain di depan mata, tetapi kau sendiri orang yang sebenarnya lebih berhak dicela daripada dia.

Jadi bagaimana mungkin do’amu diterima, padahal engkau telah menutup seluruh pintu dan jalan do’a tersebut. Bertaqwalah kepada Allah, shalihkan amalmu, bersihkan batinmu, dan lakukan amar ma’ruf nahi munkar. Nanti Allah akan mengijabah do’amu itu.

***

Dalam riwayat lain, ada seorang laki-laki datang kepada Saidina Jaa’far As-Shiddiq, lalu berkata, “Ada dua ayat dalam al-Qur’an yang aku paham apa maksudmu?”

“Bagaimana dua bunyi ayat itu?” tanya Saidina Jaa’far. Yang pertama berbunyi “Ud’uuni astajib lakum” (Berdo’alah kepada-Ku niscaya akan Ku perkenankan bagimu), (QS. Al Mu’min [40] : 60). Lalu aku berdo’a dan aku tidak melihat do’aku diijabah,” ujarnya.

"Apakah engkau berpikir bahwa Allah akan melanggar janji-Nya?"tanya Saidina Jaa'far.

"Tidak," jawab orang itu.

"Lalu ayat yang kedua apa?" Tanya Saidina Jaa'far lagi.

"Ayat yang kedua berbunyi "Wamaa anfaqtum min syai in fahuwa yukhlifuhuu, wahuwa khairun raaziqin" (Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rizki yang sebaik-baiknya), (QS. Saba [34] : 39). Aku telah berinfak tetapi aku tidak melihat penggantinya," ujarnya.

"Apakah kamu berfikir Allah melanggar janji-Nya?" tanya Saidina Jaa'far lagi.

"Tidak," jawabnya.

"Lalu mengapa?" Tanya Saidina Jaa'far.

"Aku tidak tahu," jawabnya.

Saidina Jaa'far kemudian menjelaskan, "Akan kukabarkan kepadamu, Insya-Allah seandainya engkau menaati Allah atas apa yang diperintahkan-Nya kepadamu, kemudian engkau berdo'a kepada-Nya, maka Allah akan mengijabah (memperkenankan) do'amu. Adapun engkau berinfak tidak melihat hasilnya, kalau engkau mencari harta yang halal, kemudian engkau infakkan harta itu di jalan yang benar, maka tidaklah infak satu dirham pun, niscaya Allah menggantinya dengan yang lebih banyak. Kalau engkau berdo'a kepada Allah, maka berdo'alah kepada-Nya dengan Jihad Do'a. Tentu Allah akan menjawab do'amu walaupun engkau orang yang berdosa."

"Apa yang dimaksud Jihad Do'a?" tanya orang itu.

Apabila engkau melakukan yang fardhu maka agungkanlah Allah dan limpahkanlah Dia atas segala apa yang telah ditentukan-Nya bagimu. Kemudian, bacalah shalawat kepada Rasulullah SAW dan bersungguh-sungguh dalam membacanya.Setelah engkau membaca shalawat kepada Nabi, kenanglah nikmat Allah yang telah dicurahkan-Nya kepadamu. Lalu bersyukurlah kepada-Nya atas segala nikmat yang telah engkau peroleh.

Kemudian engkau ingat-ingat sekarang dosa-dosamu satu demi satu kalau boleh. Akuilah dosa itu di hadapan Allah. Akuilah apa yang engkau ingat dan minta ampun kepada-Nya atas dosa-dosa yang tak kau ingat. Bertaubatlah kepada Allah dari seluruh maksiat yang kau perbuat dan niatkan bahwa engkau tidak akan kembali melakukannya. Beristighfarlah dengan seluruh penyesalan dengan penuh keikhlasan serta rasa takut tetapi juga dipenuhi harapan.

Kemudian bacalah, "Ya Allah, aku meminta maaf kepada-Mu atas seluruh dosaku. Aku meminta ampun dan taubat kepada-Mu. Bantulah aku untuk mentaati-Mu dan bimbinglah aku untuk melakukan apa yang Engkau wajibkan kepadaku segala hal yang engkau redhai. Karena aku tidak melihat seseorang bisa menaklukkan kekuatan kepada-Mu, kecuali dengan kenikmatan yang Engkau berikan. Setelah itu, ucapkanlah hajatmu. Aku berharap Allah tidak akan menyiakan do'amu," jelas Saidina Jaa'far.


::-ANNAEM-::

-Jakarta Barat-