Sunday, November 21, 2010

::. 25 things bout' myself...? .::

Assalamualaikum...

akibat kesibukan yang melanda akhirnya dapat jua 'post' bende ape manalah nih.... sorry deb... ^__^

1, 2, 3 START....!!!!






25. banyak menghabiskan masa dengan melihat, membaca, berfikir, dan mengkaji sesuatu…




24. seorang pendiam... suka bercakap bila perlu sahaja...

23. paling bodoh bila saya akan berasa malu dan gagap bila bercakap dengan perempuan lain (especially yang di ‘secret admire’ pandang mate pun xdapat wooo...) selain family sendiri...

22. paling indah bila dapat menjadi seseorang yang berguna kepada orang lain

21. paling dasyat pernah buta semasa umur 4 tahun dan sembuh tapi “side efek”nya saya menjadi rabun...

20. suka dan sejuk hati bila orang lain tersenyum, gembira dan bahagia...

19. Peminat fanatik kucing dan mempunyai banyak kucing peliharaan di rumah...

18. minat cerita atau movie yang membuat saya berfikir dan memberi faedah untuk menontonnya

17. seorang tukang masak yang 'sangat' handal...

16. apabila stress dan marah saya akan cuba menjauhi diri daripada orang lain... takut gelombangnya ter’efek’ dan berjangkit…. 

15. saya tak suka tempat yang 'crowded' dengan orang

14. sangat tidak suka bila seseorang hanya tahu bercakap besar banyak tapi buatnya tidak...

13. suka warna hitam, hijau. dan oren..

12. suka bunga daisy dan bunga matahari




11. suka makan-makan banyak-banyak especially yang berkuah dan bersup...

10. mempunyai banyak koleksi buku seperti buku novel, buku keagamaan, buku motivasi dan lain-lain buku...

9. suka bermain dan belajar belajar bermain semua alatan muzik… dan banyak koleksi alat muzik

8. kalau shopping boleh jadi berjam-jam...  suka windowshopping... hahaha

7. saya suka pakaian jenama diesel, berwarna hitam dan lagi tak tahu sebab kenape...

6. tempat yang teringin sangat-sangat nak pergi ialah masjidil haram di Makkah...

5. suka nombor 5... ntah kenape...

4. fikiran saya lebih cepat dari mulut yang bercakap...

3. mempunyai kelebihan untuk mengetahui kebiasaan dan perwatakan diri seseorang dengan melihat wajah, tubuh dan kelakuannya… but don’t judge things by it cover… ade sedikit golongan yang ‘special’…

2. saya mempunyai tali pinggang hijau tahap ke 4 dari 5 tahap dalam ilmu persilatan… tak sempat sambung ke merah dan seterusnya ke hitam…. rasa sangat menyesal… T___T   

1. Sangat mencintai Allah swt dan baginda Nabi Muhammad saw dan menyayangi keluarga, dan kawan-kawan saya…


terima kasih kepada deb yang telah tag dan menyeksa saya untuk memikirkan bende tah ape manalah ini... sekian... 

^_____^ V



.:::ANNAEM:::.
-jakartabarat-
-ahad, 1714, 21112010-

Sunday, November 14, 2010

::. Jangan Merendahkan Martabat dan Kehormatan .::




Apakah anda pernah mencela –cela atau merendahkan martabat dan kehormatan  sesuatu walaupun berkias-kias, kata-kata atau menggunakan saluran yang lain seperti blog, surat khabar dan lain-lain misalnya kepada manusia lain, makanan,  minuman dan lain-lain?, atau anda pernah menjadi menjadi mangsa celaan? Bagaimana rasanya? Jelas tidak menyenangkan bukan? Kalau tidak ‘merasakan’ memang anda ada masalah pada otak anda yang dikenali sebagai  ‘sakit jiwa’ atau lebih kasar anda memang seorang  manusia yang ‘gila’. Tapi kita tahu kita tidak seperti itu bukan... ^__^

Mencela adalah mengucapkan kata-kata yang merendahkan dan mempermain-mainkan orang lain menyebabkan orang itu tidak senang pada kelakuan itu dan dapat merendahkan harga diri orang itu kerana kehormatan dirinya telah direndahkan, yang tentunya orang yang dicela tidak menyukainya.  Perbuatan merendahkan martabat orang lain dan mencela jelas dilarang oleh Allah swt.

Allah swt berfirman,

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. “

(QS Al Hujuraat : 11)

Sikap merendahkan kelompok lain atau individu sesama muslim adalah sikap yang jelas diharamkan Allah swt dengan firman-Nya.  Kenapa kita boleh bersikap demikian? Dan mana boleh kita berdiam diri menyaksikan ayat-ayat Allah swt yang suci ini dijadikan bahan permainan?

Panggilan yang buruk ialah gelaran  yang tidak disukai oleh orang yang digelari, seperti panggilan kepada orang yang sudah beriman, dengan panggilan seperti ‘hai fasik’, ‘hai kafir’ dan sebagainya. Kita dilarang mencela orang lain kerana sesama mukmin adalah seperti  satu tubuh dengan anggota badan, kalau kita merendahkan martabat orang lain bererti sama sahaja dengan merendahkan martabat  kita sendiri.

Kemudian orang yang mencela biasanya adalah orang yang tidak menyukai kebaikan yang di lakukan oleh orang lain.

”(Orang-orang munafik itu) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan mencela orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih.”

(QS  At-Taubah :  74)

Di dalam celaan terdapat unsur merendahkan, meperlecehkan, ejekan dan penghinaan terhadap orang lain walaupun secara berkias-kias. Mencela  dapat menghilangkan optimism, harga diri dan kreativiti orang lain.

Jika ada mendengarkan seorang muslim  mengatakan tentang saudara muslim lainnya sesuatu yang tidak disuka, jangan segera membenarkan perkataan tentang saudaranya itu. Kewajibannya adalah untuk melakukan ‘tatsabbut’ (klarifikasi) sehingga dirinya mendapatkan keyakinan tentangnya, sebab, kebanyakan manusia telah terbiasa menyebar luaskan keburukan secara batil, dan banyak pula manusia yang ‘suudzan’ (buruk sangka) nya lebih cepat daripada ‘husnuzhan’ (berbaik sangka) nya. Oleh kerana itu, jangan membenarkan setiap perkataan, walaupun dirinya mendengarnya berulang kali sehingga dirinya mendengarnya dari yang menyaksikan secara langsung, dan jangan membenarkan orang yang menyaksikannya secara langsung sehingga dirinya memastikan kebenaran atas apa yang disaksikannya, dan jangan membenarkan orang yang telah membuktikan kesaksiannya sehingga dirinya memastikan kebersihannya dari sumber khusus dan hawa nafsu. Untuk inilah Allah swt  memerintahkan kepada kita untuk menjauhi banyak persangkaan buruk, dan memandang sebagian persangkaan itu sebagai dosa, sebab ia membelakang dengan ilmu dan ia tidak memberi erti apa-apa terhadap kebenaran

Allah swt berfirman,

“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain.”

 (QS Al-Hujurat:  12)

“Wahai orang-orang yang beriman dengan mulutnya, sementara keimanan belum masuk ke dalam hatinya, janganlah kalian melakukan ghibah (tuduhan palsu/fitnah) terhadap kaum muslimin, dan jangan pula mencari-cari auratnya, sebab, siapa saja yang mencari-cari auratnya, maka Allah swt akan mencari-cari auratnya, dan siapa yang dicari-cari auratnya oleh Allah swt. Nescaya Dia akan membuka walaupun ia berada di dalam rumahnya.”

(HR  Abu Daud)

Marilah kita semua berdoa dan berusaha agar lebih dapat menjaga lidah dan hati kita agar tidak merendahkankan martabat dan kehormatan manusia dan makhluk Allah swt yang lain.

Wallahu’alam…~




.:::ANNAEM:::.
-jakartabarat-
-ahad, 2110, 14112010-

Sunday, November 7, 2010

::. Mari kita Menghargai Masa .::


Kita semua tentu sudah sangat tahu dengan perumpamaan orang barat, "time is money", waktu adalah wang. Kalau waktu berlalu sementara isi saku poket  tidak bertambah,  orang barat merasa rugi besar. Berdasar falsafah mereka  ini,  kerja orang-orang barat melebihi orang-orang Timur. Bila orang-orang Timur bekerja 8 jam sehari, mereka boleh samapai dua kali ganda lipatnya...

Sebenarnya, umat Islam memiliki perumpamaan yang lebih hebat, iaitu 

‘Waktu adalah pedang jika kamu tidak menebasnya ia akan menebasmu’.

Bila kita perhatikan, sebenarnya Islam lebih besar memberi perhatian terhadap waktu. Allah sendiri bersumpah dengan keseluruhan waktu yang ada; demi waktu subuh, demi waktu dzuha, demi waktu siang, demi waktu petang, demi waktu malam dan semisalnya. Semua ini menegaskan betapa bernilainya waktu. Islam tidak memandang waktu sekadar bernilai wang seperti di Barat, tapi ibarat nyawa. Waktu adalah hidup. Waktu lebih berharga daripada emas dan perak. Waktu lebih tinggi dan berharga daripada pangkat dan kedudukan.

Namun Ironinya, majoriti umat muslim lebih sering merasa kehilangan barang atau wang daripada kehilangan waktu. Padahal setiap saat iamelengah-lengah waktu terus-menerus. Akibatnya umat Islam kehilangan kesempatan untuk melakukan yang terbaik untuk peribadi dan agamanya.

Rasulullah saw bersabda:
"Ada dua nikmat yang manusia sering dilalaikan (rugi) di dalamnya iaitu sihat dan waktu lapang (kesempatan)."
(HR Bukhari dan Ahmad dari Ibnu Abbas ra).

Waktu tidak akan kembali

Waktu tidak akan kembali walaupun sesaat. Setiap minit, jam, hari, minggu, bulan, atau tahun yang telah berlalu tidak akan kembali lagi. Kita tidak akan menjumpainya untuk kedua kalinya. Kita sering mendengar orang-orang yang berharap agar masa muda kembali barang sesaat dan mereka akan berbuat yang terbaik untuk umat ini. Tapi, sayang waktu memang tidak akan pernah berulang.

Imam Al Hasan Al Bashri mengatakan, " Demi Tuhan yang jiwaku berada di genggaman-Nya, tidaklah pagi hari muncul kecuali dia akan berseru, Waktu berkata " Hai anak Adam, gunakanlah aku sebaik-baiknya, kerana demi Allah, aku tidak akan kembali kepadamu hingga hari kiamat.

Ratapan ahli neraka agar dikembalikan lagi ke dunia walaupun sesaat untuk berbuat baik tidak akan pernah terpenuhi, kerana waktu tidak akan kembali. Kesempatan tidak akan berulang.

"Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahanam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah kami membalas setiap orang yang sangat kafir. Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami nescaya kami akan mengerjakan amal yang soleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan". Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mahu berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun."

(QS  Faathir: 36-37)

“Setiap yang mensia-siakan kesempatan beramal soleh akan menyesal ketika datang kematian. Ia meminta dipanjangkan waktu walau sebentar untuk bertaubat dan mendapatkan kembali apa yang telah luput darinya tetapi itu sudah tiada makna lagi. . .~”

Waktu adalah kehidupan. Waktu adalah hidup yang sesungguhnya. Manusia memiliki sejumlah kewajiban berkenaan dengan waktu. Dari mulai harus menjaganya, mengisinya dengan perbuatan baik, dan selalu memperhatikannya agar jangan sampai ia terlepas darinya barang sesaat.

Allah swt berfirman .
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh dan saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."

(QS  Al 'Asr : 1-3)

Waktu tidak boleh luput dari empat hal: Iman, amal soleh, saling menasihati dalam menetapi kebenaran dan saling berwasiat dalam kesabaran. Empat perkara yang tidak boleh lenyap dalam diri anak Adam jika ingin berjaya dalam hidupnya. Atau dengan ungkapan ringkasnya harus diisi dengan ibadah kepada Allah.

Firman Allah swt,
"dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)."

(QS  Al Hijr: 99)

Seorang muslim tidak punya waktu cuti sepanjang malam dan siang. Dia tidak punya cuti selagi tidak melangkahkan kakinya ke dalam syurga. Malaikat pencatat amal akan senantiasa menuliskan amalnya, yang baik mahupun yang buruk.

Oleh kerana itu, jangan sia-siakan waktu dengan berlengah-lengah kerana kita masih belum berada di syurga. Setiap detik yang berlalu dari kehidupan kita akan dilakukan perhitungan terhadapnya di sisi Allah swt.

Firman Allah swt,
"Maka apakah kamu mengira, bahawa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (sahaja), dan bahawa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) Arasy yang mulia."

(QS  Al Mukminun: 115-116)

Wallahu’alam….~ 

^____^





.:::ANNAEM:::.
-jakartabarat-
-ahad, 1015, 07112010-


Friday, November 5, 2010

::. Aku dia dan selamanya .::

Saat kulihat dirimu
Ku lihat kesucianmu
Keindahanmu
Dan semerbak harum hatimu

Aku mengharapkanmu
Tuk selalu berada di sisiku
Satu malam yang berlalu

Tak kan pernah kembali
Waktu yang terlewati
Memabuatku mengerti
Bahawa aku selalu mencintaimu

Kemurniaan hatimu
Kesucian batinmu
Keindahan matamu
Tak terlukis oleh kata-kata

Ketika ku termenung sendirian,
Ku lihat dirimu duduk manis jauh di depanku
Ku tahu kau mungkin tak melihatku
Tapi dalam diam ku melihatmu

Sungguh indah dirimu
Bagaikan bidadari
Turun dari Syurga
Cantik dan Suci

Ku ingin selalu katakan
Ku ingin selalu mencintaimu
Sekarang… esok.. lusa
Dan selamanya
Sampai akhir hayatku

Namun seperti
Ku tak bisa melafazkan
Ku tak bisa meluahkan
Kelu lidah tak terkata

Tak bisa ku lepaskan
Takut tak bernafas
Ku tak bisa ucapkan
Kau cinta teristimewa
Inginku katakan padamu
Tapi aku tak bisa

Harap bila tiba masanya
Bila sudah bersedia
Tunggulah diriku
Pasti akan ku ucapkan kata cinta itu...



        ^____^




.:::ANNAEM:::.
-jakartabarat-
-jumaat, 2000, 05112010-

::. Taklim Ustaz Muchlis Abdi -2 Nov 2010 .:: Part 2

sambungan Hak dan Nilai Nyawa Seorang Muslim....

Kehidupan dan kematian adalah urusan Allah swt, “Yang menjadikan mati dan hidup.” sekaligus sunnahNya, ada hidup, ada mati, ada kelahiran, ada kematian, sesuatu yang lumrah dan biasa terjadi, siapa yang ditakdirkan ada maka dia akan lahir sebagai penghuni baru kehidupan, siapa yang ditakdirkan ajalnya maka dia akan masuk sebagai penghuni baru perut bumi, namun yang kurang biasa dan terasa ganjil adalah saat kematian seseorang diakibatkan oleh sebuah  perbuatan pembunuhan yang dilakukan oleh orang lain terhadap orang lain, lebih kurang biasa dan lebih ganjil lagi manakala hal tersebut terjadi dalam jumlah yang banyak dan selalu.

Sering sekali, di surat khabar kita membaca, di TV kita melihat, di sekeliling kita menyaksikan,  banyak berita seseorang membunuh diri atau dibunuh, dan hal ini tidak sekali atau dua kali, berkali-kali dan di berbagai tempat. Lebih banyak lagi, sebagian dari kes pembunuhan yang terjadi, dilakukan dengan cara yang menunjukkan kekejaman dan kebengisan, mengisyaratkan bahawa pelaku menyimpan niat dan juga dendam, di antara mangsa ada yang dimutilasi atau dibakar atau diperkosa atau mangsa dirampas hartanya. Bulu roma meremang dan jiwa bergetar mendengarkannya. Sedemikian bengiskah manusia di zaman yang katanya maju dan modern ini? Ya Allah, betapa mudahnya orang bertindak kejam mengalahkan jahiliyah masa lalu. Yaa Rabbi, alangkah murahnya nyawa di bawah undang-undang “made-by” manusia yang menganggap dirinya lebih pandai dan lebih tahu dariMu Ya Rabbi?

Nilai Sebuah Nyawa dalam Agama Islam part 2.

Allah swt mendudukkan pelanggaran terhadap darah seorang muslim sebagai dosa yang urutannya setelah pelanggaran terhadap hak utamaNya, iaitu dosa syirik. Allah berfirman, “Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu, nescaya dia mendapat (balasan) dosa”
 (QS Al-Furqan: 68).

Allah swt juga menetapkan ancaman yang sangat keras atas siapa pun yang mempermainkan nyawa orang lain tanpa perasaan takut dan bersalah kepadaNya. Allah Ta'ala berfirman, “Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.”
 (QS An-Nisa: 93).

Perhatikanlah wahai muslim, Allah swt menetapkan ancaman atas pembunuh seorang muslim dengan sengaja. Pertama, neraka Jahannam. Kedua, kekal di dalamnya, maksudnya berdiam di dalamnya dalam waktu yang lama sekali. Ketiga, murka. Keempat, laknat atau kutukan. Kelima azab yang pedih. Sebuah kejahatan dengan lima bentuk ancaman semacam ini, apakah tidak layak diklasifikan sebagai kejahatan yang sangat berat?

Allah swt mengibaratkan pembunuhan terhadap jiwa yang terjaga seperti pembunuhan terhadap kemanusiaan, hal ini kerana sudah dimaklumkan, bahawa bila sebuah pintu kejahatan mulai dibuka oleh seseorang, maka pintu tersebut sulit untuk ditutup dan setelahnya dijamin ada orang yang memasukinya untuk kedua kalinya, ketiga kalinya dan seterusnya.

Firman Allah swt,

“Oleh kerana itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan kerana orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan kerana membuat kerosakan di muka bumi, maka seakan-akan Dia telah membunuh manusia seluruhnya, Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya....”
(QS Al-Maidah: 32).

Bila dosa-dosa lain hanya berkaitan dengan hak Allah sehingga taubatnya kembali kepadaNya, atau berkaitan dengan hak sesama, sehingga perkaranya kembali kepada pemilik hak, atau berkaitan dengan dua pihak: Allah dan manusia, maka dosa pembunuhan ini berkaitan dengan tiga pihak: hak Allah, hak korban dan hal ahli waris korban. Berkaitan dengan hak Allah, karena Allah sebagai peletak syariat telah mengharamkan perbuatan ini dengan sangat keras. Berkaitan dengan hak korban, karena dia sebagai korban, lha apa dosa korban sehingga dia harus diragut nyawanya? Berkaitan dengan hak ahli waris korban, kerana mereka adalah pihak yang dirugikan, Ibu bapa kehilangan anak,  isteri menjadi janda dan anak-anak menjadi yatim tanpa dosa yang mereka perbuat.


Rasulullah saw juga telah mengharamkan darah seorang muslim kecuali kerana tiga alasan.

“Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi bahawa tiada Tuhan yang hak selain Allah dan bahawa aku adalah utusan Allah, kecuali kerana salah satu dari tiga alasan; pezina muhshan, jiwa dengan jiwa dan orang yang meninggalkan agamanya, penyempal dari jamaah.”
(Muttafaq alaihi, al-Bukhari no. 6878 dan Muslim no. 4351.)

Ditetapkannya qisas atas pembunuhan yang disengaja adalah bukti mahalnya nyawa dalam agama Islam, sehingga orang-orang yang berhati tidak berbelas kasih dan tidak berperikemanusiaan mengambil pelajaran, menahan diri dan takut bila mengetahui ancaman hukuman yang dialamatkan kepadanya, dengan demikian kehidupan akan terjaga dan kemanusiaan akan terpelihara. Inilah yang dinyatakan secara tegas oleh Allah swt di hadapan orang-orang yang berakal dan mahu menggunakan akalnya.

Firman Allah swt, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qisas berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh…” Sampai kepada, “Dan dalam qishaash itu ada jaminan kelangsungan hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.”
 (QS Al-Baqarah: 178-179).

Sekalipun pembunuhan terjadi kerana salah atau tidak disengaja, tetap nyawa korban tidak disia-siakan, dijamin ganti rugi (diyat) yang harganya tinggi dan pelakunya harus membayar kaffarat sebagaimana dalam firman Allah swt, “Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh seorang mukmin kerana tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya, kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah.”
 (QS An-Nisa: 92).



Wallahu’alam…~




.:::ANNAEM:::.
-jakartabarat-
-jumaat, 1730, 05112010-

Wednesday, November 3, 2010

::. Taklim Ustaz drs Muchlis Abdi - 2 Nov 2010 - .:: Part 1

Maqasid Syari’ah, Hak dan Nilai Nyawa Seorang Muslim

Maqasid Syari’ah (Keutamaan dalam syari'ah) bertujuannya untuk menjamin kemaslahatan atau kebaikan kepada semua manusia dan menghindarkan kemudharatan atau keburukan.

Maqasid Syari’ah lima perkara iaitu:

1.       Memelihara kesucian dan kepercayaan beragama.

-          Merupakan perkara utama yang ditegaskan menurut susunan maqasid syari'ah. Islam datang untuk membebaskan minda dan kepercayaan manusia daripada belenggu khurafat, tahyul, kemunafikan dan kesyirikan.
-          Islam mengajak manusia beriman kepada Allah yang Maha Esa (rukun iman) serta menjauhi anasir-anasir syirik.

2.       Menjamin keselamatan nyawa dan anggota tubuh badan manusia - Islam mewajibkan setiap individu untuk menjaga keselamatan diri dan melarang keras perbuatan yang boleh mengancam keselamatan nyawa diri sendiri.

3.       Menjamin kemurnian fikiran dan kewarasan akal -Salah satu keistimewaan yang dianugerah oleh Allah swt ialah akal dan kekuatan berfikir.

-          Manusia diberi status sebagai khalifah untuk memakmurkan bumi bersesuaian dengan ketentuan dan perintahnya.
-          Melaluinya manusia dapat mengeksploitasi segala anugerah alam untuk kesejahteraan.
-          Akal akan bertindakbalas melalui pelbagai ilmu yang dimiliki. Jika akal atau minda manusia tidak diisi dengan ilmu pengetahuan, ia akan mengakibatkan kepada kelemahan kekuatan berfikir.
-          Jika ini terjadi, manusia akan mensia-siakan fungsi kemanusiaan dan kekhalifahannya.
-          kehidupan mereka akan menjadi rendah nilaiannya dan kadangkala lebih hina daripada haiwan yang hanya hidup untuk makan, minum dan memuaskan hawa nafsu sahaja.
-          Syariah Islam juga menjamin kewarasan dan kekuatan berfikir telah mengharamkan sebarang bentuk perlakuan yang boleh menjejaskan fungsi akal oleh itu, Allah mengharamkan arak dan sesuatu yang memabukkan.

4.       Menjamin kehormatan dan maruah diri - Kemuliaan dan keperibadian seseorang umat Islam amat mementingkan persoalan ini.

-          Lihat kesan kewajipan bersolat, berpuasa, mengeluarkan zakat, menunaikan ibadat haji dan lain-lain lagi.
-          Semua ibadat khususiyyah ini jika ditunaikan dengan penuh ketertiban akan dapat membentuk ketinggian dan kemuliaan akhlak.
-          Tegahan dan larangan Allah mempunyai tujuan yang satu iaitu untuk menghindarkan manusia daripada terjatuh ke lembah kehinaan.
-          Perhatikan kesan pengharaman zina, mengumpat, bercakap bohong dan mencuri. Allah telah mengharamkan perbuatan-perbuatan ini.
-          Kesimpulannya, seluruh perintah dan larangan Allah dapat dikaitkan dengan kepentingan untuk menjamin kehormatan dan maruah diri.

5.       Menjamin Usaha Pemilikan dan Penguasaan Harta - Kehidupan yang sempurna bagi seseorang manusia bagi seseorang manusia juga amat berkait rapat dengan pemilikan dan penguasaan terhadap harta.

-          Syari'ah Islam telah menggariskan peraturan, hukum dan undang-undang tersendiri dalam soal kehartaan.
-          Ia dibincangkan secara meluas di dalam disiplin dan bidangnya yang tersendiri dikenali sebagai FIQH MUAMALAT.
-          Syari'ah Islam menegaskan mengenai kepentingan untuk mencari kekayaan daripada nikmat dan anugerah Allah swt

Hak dan Nilai Nyawa Seorang Muslim

Allah swt adalah satu-satunya Zat yang memiliki hak atas kehidupan dan kematian seseorang. Dialah yang menciptakan kehidupan dan kematian. Dia menghidupkan segala sesuatu dan mematikan sesuai dengan hikmah dan kehendak-Nya. Maka nyawa dan kehidupan manusia ini adalah menjadi hak prerogatif Allah. Tak seorang pun berhak menghilangkan nyawa orang lain (membunuhnya), kecuali berdasarkan hak yang telah Allah tetapkan. Bahkan, menghilangkan nyawa diri sendiri (bunuh diri) pun diharamkan dalam Islam.
Namun, kerana ketidakpahaman tradisional sebagian umat Islam akan masalah tersebut, maka begitu mudahnya mereka menghilangkan nyawa orang lain, terkadang dengan cara yang keji, seperti disiksa lebih dahulu, dibakar, dan lain-lain.

Kerana itu, sangat perlu untuk menumbuhkan kesedaran akan besarnya hak hidup orang lain. Sebab jika kesedaran akan hal ini tidak segera ditumbuh dan diterapkan dalam diri seorang muslim, maka dapat dibayangkan, kehidupan di masa akan datang akan semakin kacau-bilau dan tidak keruan. Nyawa manusia akan dianggap sebagai lalat atau nyamuk yang boleh dilenyapkan begitu sahaja, oleh siapa saja jika mahu dan mampu. Maraknya pembunuhan yang merupakan petanda bahawa dekatnya kiamat, akan segera menjadi sebuah kenyataan.

Allah swt berfirman yang bermaksud "Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan suatu (sebab) yang benar." (QS. Al-An'am : 151)

Ini merupakan isyarat atau petanda yang sangat tegas, bahawa sesama muslim dilarang keras saling bunuh, saling bergaduh dan bertikai satu dengan lainnya. Jika terjadi perseteruan antara dua orang mukmin, maka Allah memerintahkan mukmin yang lain supaya mendamaikan di antara keduanya. Jika dua orang mukmin saling menyerang dan bunuh, lalu ada salah satunya yang meninggal  kedua-duanya masuk neraka.

Islam juga melarang saling ejek, mencela, memberikan nama jolokan yang buruk dan tidak disukai oleh orang berkaitan, su'udzan (berburuk sangka), tajassus (memata-matai untuk mencari aib) dan ghibah (menggunjing). Kerana itu semua boleh menjadi pemicu terjadinya permusuhan dan yang menyebabkan ia berakhir dengan pertumpahan darah.

Oleh itu mari kita semua memohon kepada Allah swt agar menjaga kita dan seluruh kaum muslimin dari segala fitnah, permusuhan dan pertikaian…~

Wallahu’alam…

Bersambung….~



Sumber: 

al-Quranul Karim
Ta'lim Ustaz drs Muchlis Abdi 




Tuesday, November 2, 2010

::. Jika Belum Bersedia, Cintai Dia Dalam DIAM .::






Bila belum bersedia dan siap melangkah lebih jauh dengan seseorang, cukup cintai ia dalam diam...
kerana diammu adalah salah satu bukti cintamu padanya...
kamu ingin memuliakan dia, dengan tidak mengajaknya menjalin hubungan yang terlarang, kamu tak mahu merosak kesucian dan penjagaan hatinya..
kerana diammu memuliakan kesucian diri dan hatimu serta pada dirinya jua.. menghindarkan dirimu dari hal-hal yang akan merosak ‘izzah dan iffahmu ..
kerana diammu bukti kesetiaanmu padanya...
kerana mungkin saja orang yang kamu cinta adalah juga orang yang telah ALLAH swt pilihkan untukmu...

Teringat tentang kisah Fatimah dan Ali yang keduanya saling memendam apa yang mereka rasakan ...
tapi pada akhirnya mereka dipertemukan dalam ikatan suci nan indah kerana dalam diam mereka tersimpan kekuatan... kekuatan harapan... hingga mungkin saja Allah akan membuat harapan itu menjadi nyata hingga cintamu yang diam itu dapat berbicara dalam kehidupan nyata ...
bukankah Allah tak akan pernah memutuskan harapan hamba yang berharap padanya ?
dan jika memang 'cinta dalam diammu' itu tak memiliki kesempatan untuk berbicara di dunia nyata,

biarkan ia tetap diam... 
jika dia memang bukan milikmu, dengan izin Allah, melalui waktu akan menghapus 'cinta dalam diammu' itu dengan memberi rasa yang lebih indah dan orang yang tepat ...
biarkan 'Cinta dalam diammu' itu menjadi memori tersendiri dan sudut hatimu menjadi rahsia antara kau dengan Sang Pemilik hatimu...~



Wallahu'alam....~






.:::ANNAEM:::.
-jakartabarat-
-selasa, 1610, 01112010-


Monday, November 1, 2010

::. Bila Saya Terasa Nak kahwin .::






Kahwin itu tidak mudah tapi mencari pasangan hidup lagi tak mudah. Pasangan hidup maknanya pasangan untuk hidup bersama, bukan sekejap.


Jika umur panjang mungkin bersama sehingga ke liang lahad.
Bangun bersama, makan bersama, berbual bersama, tidur bersama dan “mandi” bersama…?

Berkongsi anak, berkongsi rumah, berkongsi rasa, berkongsi kasih.

Maka, mencari pasangan hidup ini memang perkara serius. Serius….!!!! Memang serius dan sangat serius. Jangan akibat si dia mengorat anda, maka anda terus terpesona dan bersetuju. Jangan semata si dia comel atau glamour, maka anda terus mengambilnya.

Kahwin bukan semata-mata melempiaskan hawa nafsu, bermain-main, syok-syok, suka-suka.
Kahwin adalah untuk membina rumah tangga, madrasah pertama kepada ummah.
Mengapa tidak boleh kita pandang lebih serius akan hal ini?

Fikir betul-betul.... Solat istikharah dan banyakkan berdoa. Selagi belum tenang jiwa, tunggu dulu. Usah tergopoh gapah. Mencari jodoh, perlukan panduan. Perlu ada sandaran ilmu dan petunjuk.

Dipetik sebahagian dari artikel Ust Hasrizal (Abu Saif) dalam lamannya SaifulIslam.com.

Antara yang menarik tulisan berikut:

Hadis Nabi saw yang diulang-ulang sebagai slogan memanifestasikan keinginan berumahtangga. Bukan tidak banyak penjelasan tentang hadis ini di pelbagai sumber maklumat yang Ada. Tetapi sering anak muda kecundang dalam mengimbangkan kefahamannya dalam konteks TEPAT Dan JELAS.

Selagi mana tidak tepat, selagi itulah jalannya tersasar ke sana sini. Kehidupan yang tidak ditentukan arahnya, adalah kehidupan yang tidak tentu arah.

Apa Tujuan Berumahtangga?

"Begin with the end in mind", adalah slogan Kita untuk menepatkan matlamat kehidupan dan segenap peringkat perjalanannya.

Soal menentukan matlamat yang tepat, tidaklah begitu susah… 

Berkahwin kerana harta? Harta bukan sumber bahagia.
Si Donald Trumph yang kaya raya itu pun pernah mengeluh dalam temubualnya bersama John C. Maxwell, "aku melihat ramai orang yang lebih gembira hidupnya dari hidupku.

Padaku mereka itulah orang yang berjaya. Tetapi semua orang mahu menjadi aku" Harta bukan matlamat atau pertimbangan utama dalam menentukan pemilihan pasangan.

Berkahwin kerana keturunan? Keturunan bukan jaminan sumber bahagia. 

Syarifah hanya boleh berkahwin dengan Syed? Puteri hanya layak untuk Megat? Atau pantang keturunan berkahwin dengan ahli muzik bak kata Mak Dara?
Soal keturunan bukan penentu mutlak kerana setiap manusia lahir dengan fitrah yang satu dan murni, lantas setiap mukallaf dan mukallafah mampu kembali kepada kemurnian itu, biar pun lahir ke dunia tanpa bapa yang sah sekali pun.

Keturunan bukan matlamat atau pertimbangan utama dalam menentukan pemilihan pasangan. Berkahwin kerana kecantikan? Ahh, yang ini rumit kowt.
Cinta itu dari Mata turun ke Hati. Maka Mata pemutus pertama.

Jika berkenan di Mata, mudahlah Mata memujuk hati.
Tetapi selama mana kecantikan menyenangkan kehidupan?

Kecantikan, biar secantik mana pun, akan pudar dengan perjalanan masa. Kecantikan, biar secantik mana sekali pun, boleh dicabar oleh naluri manusia yang mudah kalah dengan alasan JEMU.

Mahu berkahwin sementara cantik, dan buang selepas cantik dan kacak bergaya itu dimamah usia? Cantik bukan sumber bahagia, Ia bukan matlamat atau pertimbangan utama dalam menentukan pemilihan pasangan.

"Maka pilihlah yang memiliki agama.... Nescaya sejahtera hidupmu", pesan Nabi saw.

Benar sekali, pilihlah yang beragama.
"Maka saya kena kahwin dengan ustazah, saya kena kahwin dengan ustaz!", kata seorang pelajar 'bidang bukan agama AKA perubatan'.  =p

Penyakit "Tidak Jelas"

Setelah begitu tepat sekali kita menolak harta, keturunan dan rupa paras sebagai sebab untuk memilih pasangan, tibalah kita kepada masalah paling besar menguruskan fikiran tentang perkahwinan, iaitu penyakit "tidak jelas", apabila tiba kepada soal beragama.

Apakah yang memiliki agama itu mesti seorang yang ustazah atau ustaz? Maka berkahwin dengan golongan ini, jaminan bahagia. Benarkah begitu?

Di sinilah penting untuk kita bezakan golongan yang TAHU agama, MAHU beragama Dan MAMPU dalam beragama.

Soal mendapatkan ilmu sebagai jalan beragama, adalah prinsip besar di dalam Islam. Lihat sahaja langkah pertama proses wahyu, Ia bermula dengan perintah BACA sebagai wasilah menggarap pengetahuan.

Tetapi apakah TAHU itu merupakah maksud Kita beragama dengan agama Islam ini?

Sejauh mana gred 'A' yang digarap dalam subjek "PengeTAHUan Agama Islam" menjadi bekal Dan perisai generasi Muslim dalam beragama?

"Yang memiliki agama" itu lebih luas dari sekadar sempadan tahu agama. Ia adalah soal MAHU yang menjadikan pengetahuan agama itu dihayati, Dan MAMPU dalam erti dia sentiasa bermujahadah untuk memperbaiki diri.

Maka janganlah disempitkan maksud mencari yang beragama itu hanya pada mereka yang berlabelkan "jenama TAHU agama" tetapi apa yang lebih penting adalah mereka yang MAHU Dan terbukti pada perbuatan hariannya dia sentiasa berusaha menuju MAMPU.
Dia mungkin seorang ustazah.

Dia juga mungkin seorang jurutera Dan doktor.
Dia mungkin bertudung labuh.
Dia juga mungkin belum bertudung tetapi sentiasa mencari jalan untuk menuju kesempurnaan kebaikan. Dia seorang yang membuka dirinya untuk dibimbing dan diajar. Seorang yang 'teachable".

Hanya 'Beragama'?
Ada pula yang menyangka bahawa kebahagiaan rumahtangga itu terletak pada beragamanya pasangan Kita. Soal harta, keturunan Dan rupa paras tidak punya sebarang makna.

Maka jadilah seorang perempuan itu fasih lidahnya tentang agama Dan rapi pakaiannya sebagai isyarat dia beragama, tetapi dia tidak mengetahui nilai harta.
Dia boros Dan tidak bijak menguruskan harta rumahtangganya.

Dia nampak elok beragama, malah mungkin seorang pejuang agama, tetapi dia tidak peduli nilai keturunan dan kekeluargaan.

Dia tidak menghargai keluarganya sendiri, tidak menghargai keluarga suami atau juga keluarga isteri.

Padanya, soal keluarga dan keturunan bukan urusan agama.

Dia bijak dalam memperkatakan tentang agama, tetapi dia menjadikan alasan agama untuk tidak peduli kepada penampilan diri. Pakaiannya selekeh atas nama agama, kulitnya tidak dijaga bersih, beralasankan agama.

Jika perempuan, dia tidak peduli untuk mewangikan diri atau bersolek mengemas diri, kerana padanya itu semua bukan kehendak agama, dan si suami menikahinya bukan kerana itu.

Saban hari mukanya bertepek dengan bedak sejuk dan tubuhnya bersarung baju kelawar.
Hambar..

Jika lelaki, dia biarkan diri selekeh dan sentiasa berkemban di dalam kain pelekat dan baju pagoda, membiarkan bau peluh jantannya tidak berbasuh, kerana semua itu tiada kena mengena dengan agama. Jadilah agama, sebagai alasan untuk sebuah rumahtangga itu menjadi rumahtangga terhodoh, terburuk dan terselekeh... atas nama berkahwin kerana beragama.

Kesimpulannya, sekiranya anda rasa mampu untuk memegang tanggungjawab dan amanah teruskan sahaja niat anda. Bakal-bakal isteri sekalian, bersyukurlah dengan suami anda. Dan bakal-bakal suami sekalian, hargai isteri kamu. Terima kekurangan dan kelemahan pasangan anda. Persamaan membina keserasian, perbezaan itu melengkapkan. Rezeki  Allah swt ada di mana-mana. Jangan putus asa. Berkahwinlah! Semoga anda semua merasa tenang dan bahagia….~

Wallahu’alam….~  ^___^





.:::ANNAEM:::.
-jakartabarat-
-isnin, 1940, 01112010-