Tuesday, February 15, 2011

::. Hidup dan Tujuan .::

.:: Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang ::.



Assalamu'alaikum wbt...

Adakah Kita mempunyai tujuan dalam hidup...?


Cuba bayangkan sebentar…  Kita tengah berada di sebuah tempat dan kita berniat datang ke rumah seorang kawan di tempat lain yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya. Alamat sudah ada,  lalu kita pun pergi...

Di tengah perjalanan, kita sampai di 1/3 jalan yang membingungkan. Kita ragu-ragu mahu ambil jalan yang mana.  Kita cuba mencari orang untuk tempat bertanya. Namun sayang tempat itu tidak berpenghuni. Tak seorang pun kita temui.  Kita berupaya menelefon kawan kita, tapi  ‘bad luck’ henset kita kehabisan bateri. Kalaupun henset nyala pun, tempat itu tak ada signal.

Apa kira-kira yang kita lakukan? Jalan mana yang kita ambil? Jalan pertama?  Jalan kedua ? atau yang lain?

Kita cuba berspekulasi. Kita ambil jalan pertama. Setelah kita ambil jalan tersebut dan  hasilnya. Kita tersesat! Rencana menuju rumah kawan tak kesampaian ditambah lagi kita tak tahu jalan untuk pulang.

Keadaan singkat di atas menggambarkan betapa penting kita tahu bagaimana jalan mencapai tujuan. Kita tak cukup memiliki tujuan, namun perlu tahu bagaimana cara mencapainya.

Saya yakin kita semua punya cita-cita. Mungkin ada yang ingin menjadi pengusaha,” Engineer” atau doktor, pegawai, guru, atau apapun. Walau apapun cita-cita kita hanya mungkin terwujud bila kita tahu bagaimana cara mencapainya.

Soal impian atau cita-cita sememangnya semua orang  memilikinya kecuali sememangnya dia tidak mempunyai akal yang waras atau lebih dikenali sebagai ‘G.I.L.A.’. Terlalu tinggi sangat mungkin impian yang ingin kita capai. Yang banyak terjadi adalah justeru kita tak tahu bagaimana cara mewujudkannya.

Sedangkan tujuan yang baik memberi kita panduan supaya kita tidak melakukan tindakan yang bercanggah dengan tujuan kita. Jika kita bertujuan baik, kita tidak akan pernah mahu mencemarinya dengan setitik dengki di dalam hati. Apatah lagi merosakannya dengan tindakan yang merugikan orang lain. Atau hal-hal buruk lainnya.

Makanya, jika seseorang lebih banyak berperilaku buruk. Mementingkan dirinya sendiri. Menghalalkan segala cara boleh dipastikan bahawa orang itu mendefinisikan tujuan hidupnya ke arah yang buruk. Sebab, jika tujuan mereka baik pasti akan tercermin pula di dalam sikap, tindak-tanduk, dan perilakunya setiap hari. Pendek kata, tujuan yang kita tentukan memberi arah kepada kita atas jalan mana yang harus kita tempuh ketika kita berada disebuah persimpangan.

Selain memberi arah, tujuan hidup juga memberi kekuatan jiwa. Jika kita sudah mempunyai tujuan mulia, maka kesulitan hidup macam apapun yang merintangi, pasti akan kita hadapi. Jadi, kita tidak mudah menyerah kerana kita tahu, meskipun sulit, tapi itu adalah jalan yang akan membawa kita menuju ke tempat yang kita tuju. Sedangkan, jalan lain – meskipun kelihatannya indah – bukan membawa kita ke tempat yang kita cita-citakan. Dengan begitu kita boleh menjadi peribadi yang berketrampilan.

         Apakah tujuan hidup kita? Adakah mencari ketenangan, kekayaan, kedamaian, kekuasaan atau apa yang diinginkan. Jawapan kita bervariasi disertai dengan alasan-alasan tersendiri. Lalu kita bertanya lagi, apakah semua itu sudah dapat diraih atau dicapai? Hampir semuanya menjawab ‘BELUM’. Kenapa? Kerana kadang-kadang atau seolah-olah tujuan hidup itu sudah diraih namun kemudian menghilang lagi.

Saya tersenyum bila terfikirkan hal ini. Bererti itu bukanlah tujuan hidup yang kita cari sebenar-benarnya. Sebab jika itu tujuan hidup kita, dan kita merasa sudah mendapatkannya maka anda tidak akan pernah kehilangan lagi. Kita bertanya lagi, untuk meraih tujuan hidup kita, apakah kita tahu jalannya? Jika di ibaratkan ingin menuju ke suatu tempat maka kita terlebih dahulu harus tahu jalan mana yang akan ditempuh. Banyak dari kita menjawab dengan gelengan kepala. Lalu kita balik bertanya balik ,apa tujuan hidupku?

Kalaulah jawapan saya sendiri tentang tujuan hidup. Pertama… saya akan membimbing diri saya dengan pertanyaan-pertanyaan yang akan menghantarkan saya untuk mengetahui apa sebenarnya tujuan hidup manusia itu. Saya katakan kepada diri sendiri, bahawa tujuan ‘Hidup’ saya adalah kenali TUHAN untuk mencari keredhaan TUHAN. Tuhan saya adalah Allah swt.

                Sebab…  jika kita sudah menemukan keredhaan Tuhan, maka dunia akan berada dalam genggaman tangan kita. Ketenangan, kebahagiaan, kekayaan, terutama  Syurga –Nya dan yang lain-lain  akan dengan mudah diraih. Namun sebelum kita mencari keredhaan Tuhan maka kita harus mengetahui terlebih dahulu siapa diri kita sebenarnya.

Siapa ‘Diri’ kita sebenarnya?  Kadangkala kita terdiam sambil berfikir. Tidak ada satu pun yang tahu siapa diri mereka sebenarnya.  Kalau  saya akan bertanya beberapa hal tentang diri saya sehingga akhirnya boleh  mengenai diri sendiri dan apa hakikat sebenarnya manusia itu. Siapa yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan sehingga kita boleh berfikir, menganalisis dan mengambil sebuah keputusan? Pertama dalam fikiran ‘Guru’. Bukan ada yang lebih tinggi lagi. Dia-lah Allah swt. Dia yang mengajarkan kepada kita tentang suatu ilmu dan memberikan kita pengetahuan sehingga manusia memiliki kemampuan tertentu. Lalu… apa hakikat di balik semua itu. Sedarilah bahawa sesungguhnya manusia itu ‘JAHIL’ (tidak tahu apa-apa).

Apakah kita percaya? Kita harus percaya dan yakin. Tidak sedikit manusia yang mengetahui tentang suatu kebenaran namun tetap melanggarnya.  Itu menunjukkan kebodohan dari manusia. Apa yang kamu bawa ketika lahir dan ketika mati? Tidak ada. BENAR. Ketika lahir anak manusia hanya membawa tangisan. Dan ketika mati dia hanya membawa amal dan kain putih saja. Ertinya, hakikat manusia yang kedua adalah MISKIN / FAKIR. Lalu…. pantaskan manusia sombong dengan kekayaan yang dimilikinya? Jawabnya tentu tidak. Semua itu hanyalah pinjaman.

Ingatlah hal itu. Jangan pernah menyayangi sesuatu terlalu berlebihan. Sebab jika suatu saat nanti Dia Allah yang Maha Memiliki Segala Sesuatu akan mengambilnya dari kita sebagai ujian maka kita tidak akan merasa terlalu kehilangan kerana kita sudah menyedari bahawa yang kita miliki itu sesungguhnya hanyalah sementara.

Siapa yang telah memberi kita kekuatan untuk melakukan sesuatu atau bergerak? Dialah Allah swt. Tanpa kuasa dan kehendak-Nya nescaya manusia tidak akan mampu untuk mengedipkan matanya sekalipun. Lalu…  pantaskah manusia sombong kerana merasa telah memiliki kekuasaan dan kekuatan tertentu? Jawabnya tentu saja tidak. Hakikat manusia yang ketiga adalah ‘LEMAH TAK BERDAYA’.

Pernahkah kita memberi peringatan atau sekadar nasihat kepada sesamamu? Jika pernah, maka itu bagus. Terlepas apakah orang yang kita nasihati itu mau mendengar atau tidak. Tapi jika belum, maka sesungguhnya kita itu rugi.

Dalam Surah Al-Ashr: 3, dijelaskan bahawa manusia dianjurkan untuk saling nasihat menasihati dalam kebenaran dan dalam kesabaran. Lalu… apa hakikat manusia?  ‘SENTIASA DALAM KEADAAN RUGI’, kecuali mereka-mereka yang saling nasihat-menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.

Saya sering bertanya kepada diri sendiri. adakah diri ini sedar setelah merenungi tentang perkara tadi. Saya berharap kita semua  boleh menyedari dan merenunginya sehingga kita tahu siapa diri kita sebenar-benarnya. Ini kerana, jika kita sudah mengetahui hakikat diri kita sebenarnya maka kita pun akan mengetahui Siapa Tuhan kita sebenarnya. Dialah Allah swt yang telah memberi diri ini dan kita semua hidup dalam kehidupan ini serta memberi petunjuk arah tujuan kita. Di sini juga saya berharap ini dapat menjadi bahan renungan bagi kita semua dan diri saya sendiri. Mudah-mudahan bermanfaat.   Ameen…~


“Then, it doesn’t matter which way you go at least we have plan that bring us to our goal”

-ANNAEM-


Sebenarnya, tidak masalah jika kita harus mengubah tujuan hidup beberapa kali. Hal yg terpenting adalah  setiap saat kita mempunyai tujuan hidup yang ingin dicapai. Setidaknya kita tahu ke mana kita akan berjalan dan strategi apa yang harus diambil untuk meraih tujuan dan impian kita. Berikut ini adalah ~Cara Yang 'Bisa' Kita pake Untuk Menetapkan Tujuan Hidup kita~ :

  • Apa sebenarnya keinginan kita?


Tanyakan pada hati nurani, apa sebenarnya keinginan kita untuk beberapa tahun ke depan?  Tidak ada salahnya  kita bermimpi. Kita tidak perlu malu mengakuinya, lagipun pula, tidak ada ‘kene bayar’ yang harus kita keluarkan untuk sekadar bermimpi.

  • Kumpulkan informasi.


Dengan mengumpulkan informasi, Kita akan lebih mudah mencapai tujuan yang diinginkan. Jika ada orang lain yang sudah berhasil melakukan yang kita inginkan, belajarlah dari mereka. Lakukan apa yang mereka kerjakan…!!

  • Jangan diam.


Lakukan sesuatu dan secara terus menerus yang akan membawa kitaa pada impian hidup yang diinginkan!!




  • Tingkatkan kemampuan


Jika ada cara yang kita lakukan terbukti efektif  dan mendekatkan pada tujuan yang ingin dicapai, maka  mari kita berusaha untuk meningkatkan kemampuan dan menambah kecepatan gerak kerja agar tujuan hidup kita lebih cepat tercapai.


Jika semua hal di atas kita lakukan secara terus menerus tanpa lelah dan bosan, maka  kita akan mendapatkan tujuan hidup yang diinginkan. kita ibaratnya adalah seorang ‘pemahat’ atas  gambaran kehidupan kita sendiri. Dan seorang pemahat yang baik akan selalu memiliki rencana terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang  terbaik. Dalam hal ini, kitapun hanya boleh sebesar dan sebahagia sebagaimana tujuan yang telah kita tentukan. Oleh sebab itu, ‘pahatlah’ diri kita sebaik-baiknya...!!


“Life with goal but no plans to reach them, you are like ships that sail with no destination”  

-ANNAEM-


Wallahu'alam...



p.s -  ‘saya tak pilih jadi doktor, Ayah saya yang suruh saya dan Allah swt menetapkannya. Saya terima dgn rela hati kerana saya rasa itu telah menjadi  ‘JODOH’ saya… :D’ walaupun masih de rase kempunan nak jadi engineer..!!























:::ANNAEM:::.
-jakartabarat-
-selasa, 1810, 15022011-

No comments: