Friday, August 27, 2010

::. Al-Quran dan Lailatul Qadr .::


Al-Quran juga mengalihkan perhatiannya kepada masa lalu yang jauh dalam sejarah perjalanan ummat manusia sekaligus mengarah ke masa depannya dengan tujuan mengajarkan tugas-tugas masa kini. la melukiskan gambaran dan tanda-tanda yang mengundang manusia untuk segera menarik pelajaran darinya. Setelah pelajaran dapat ditarik kesimpulannya, ternyata jiwa manusia tanpa disedari terseret serta terpesona oleh kedalaman dan keluasan makna al-Quran. Hal ini menunjukkan bahawa al-Quran sebagai mukjizat terbukti menjadi modal kehidupan dunia dan akhirat.

Melalui risalah Nabi Muhammad saw, Allah swt menurunkan al-Quran saat manusia sedang mengalami kekosongan para rasul, kemunduran akhlak dan kehancuran kemanusiaan, sosial politik dan ekonomi. Pada setiap masalah itu, al-Quran meletakkan sentuhannya yang mujarab dengan dasar-dasar yang umum yang dapat dijadikan landasan untuk langkah-langkah manusia selanjutnya yang sesuai di setiap zaman. Sejak diturunkannya sampai dengan sekarang al-Quran tidak pernah terlepas dari suatu tradisi yang sedang berjalan. Dengan kata lain, pesan-pesan al-Quran selalu berhubungan dengan peribadi atau masyarakat yang mengganggapnya sebagai petunjuk dan memandu manusia ke arah fitrah dan hakikat.

Tentang bagaimana al-Quran itu diturunkan dari Luh Mahfuzh maka ada beberapa pendapat dikalangan para ulama.

Al -Quran diturunkan sekaligus ke langit dunia pada malam Lailatul Qadr kemudian diturunkan dengan cara beransur-ansur sepanjang kehidupan Nabi saw setelah beliau diutus di Mekah dan Madinah. Banyak para ulama yang mengatakan bahawa pendapat inilah yang paling benar berdasarkan suatu riwayat dengan sanad yang sahih dari Ibnu Abbas yang telah dikeluarkan oleh Hakim dan Baihaqi serta yang lainnya, dia mengatakan bahawa Al Qur’an diturunkan pada suatu malam ke langit dunia iaitu Lailatul Qadr kemudian diturunkan setelah itu selama dua puluh tahun kemudian dia membaca :

 “Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik .” (QS Al-Furqan : 33)

 “Dan Al Quran itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian.” (QS Al Isra : 106)

Hakim dan Ibnu Abi Syaibah mengeluarkan dari Ibnu Abbas yang mengatakan,”... maka Al- Quran diletakkan di Baitul Izzah dari langit dunia lalu Jibril turun dengan membawanya kepada Nabi saw.’




Adapun yang menjadi dasar kaum muslimin di dalam memperingati Nuzul al-Quran pada 17 Ramadhan dimungkinkan kerana pada tanggal itu diturunkannya ayat pertama dari surat al-A’laq kepada Nabi Muhammad saw,

”Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. ” (QS  Al-A’laq : 1 – 5)

Sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Kathir didalam kitabnya ”Al Bidayah wa an Nihayah” menukil dari al Waqidiy dari Abu Ja’far al Baqir yang mengatakan bahawa awal diturunkannya wahyu kepada Rasulullah saw adalah pada hari Isnin tanggal 17 Ramadhan akan tetapi ada juga yang mengatakan tanggal 24 Ramadhan.

Dalam sebuah riwayat disebutkan, Ibnu Abbas ra menjelaskan bahawa al-Quran yang diturunkan pada Lailatul Qadr keseluruhnya; baru kemudian secara beransur diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. (HR At-Thabrani).

Nuzul al-Quran yang diperingati oleh ummat Islam dimaksudkan itu adalah sebagai peringatan turunnya ayat Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW iaitu surah Al-A’laq.




Adapun Lailatul Qadr merujuk kepada malam diturunkannya al-Quran dari Luh Mahfudz ke Baitul Izzah atau langit dunia. Dikisahkan bahawa pada malam itu langit menjadi bersih, tidak nampak awan sedikitpun, suasana tenang dan sunyi, tidak dingin dan tidak panas.

Diantara hadith-hadith yang menceritakan tentang tanda-tanda Lailatul Qadr adalah :
1. Sabda Rasulullah saw,”Lailatul Qadr adalah malam yang cerah, tidak panas dan tidak dingin, matahari pada hari itu bersinar kemerahan lemah.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah yang disahihkan oleh Al Bani)
2. Sabda Rasulullah saw,”Sesungguhnya aku diperlihatkan Lailatul Qadr lalu aku dilupakan, ia ada di sepuluh malam terakhir. Malam itu cerah, tidak panas dan tidak dingin bagaikan bulan menyingkap bintang-bintang. Tidaklah keluar syaitannya hingga terbit fajarnya.” (HR Ibnu Hibban)
3. Rasulullah saw bersabda,”Sesungguhnya para malaikat pada malam itu lebih banyak turun ke bumi daripada jumlah butir-butir pasir.” (HR Ibnu Khuzaimah yang sanadnya dihasankan oleh Al Bani)
4. Rasulullah saw berabda,”Tandanya adalah matahari terbit pada pagi harinya cerah tanpa sinar.” (HR Muslim)

Oleh itu, marilah kita semua menambah dan memaksimumkan amal kebajikan kita di bulan mulia ini. Jangan lupa untuk mencari malam lailatul qadr yang penuh berkat. Jangan sia-siakan peluang dan nikmat ini yang telah diberi oleh Allah swt yang Maha Pemurah dan Maha Pengampun segala dosa. Mari menuju kejayaan.....~
 Ayuh teman-teman…..~!!!!!
       Q (^__________^)








.:::ANNAEM:::.
-jakartabarat-
-Jumaat 0035, 27082010-

No comments: